Minggu, 26 Agustus 2012

Ingin dapat uang dari Internet

Buka link ini dan ikuti petunjuknya ..
Bisnis online

Senin, 05 Maret 2012

Menghitung dan Mengukur Kapasitor


Untuk mengetahui besarnya kapasitansi sebuah Condensator (Kapasitor) digunakan alat ukur Capacitance Meter.

Pada beberapa multimeter digital yang bagus biasanya sudah ada Capacitance Meter di dalamnya sehingga selain dapat digunakan untuk mengukur resistansi, arus, dan tegangan, juga dapat mengukur kapasitansi.

Berbeda dengan multimeter analog yang relatif lebih murah, selain masih menggunakan jarum sebagai indikator pengukuran, Capacitance Meter juga tidak tersedia. Meskipun demikian, alat ukur ini masih dapat dipakai untuk melakukan pengujian sederhana untuk mengecek bagus tidaknya sebuah kapasitor.

Capacitance Meter
Pengukuran kapasitansi dengan alat ukur Capacitance Meter sangat mudah, sambungkan kedua kaki kapasitor pada kedua probe positif dan negatif alat ukur, atur selector pada skala yang tepat, kemudian lihat hasilnya pada display 7 segment. Apabila hasil yang tampil tidak sesuai dengan nilai yang tertulis pada fisik kapasitor, kemungkinan komponen tersebut rusak.
Capacitance Meter
Adapun cara menghitung kapasitansi dari beberapa kapasitor sebagai komponen pasif elektronika yang telah dihubungkan seri, paralel, atau seri-paralel mau tidak mau harus menggunakan rumus dasar. Rumus untuk menghitung kapasitor yang dirangkai seri, terbalik dengan rumus resistor yang dirangkai seri, demikian juga dengan kapasitor yang dirangkai paralel.

Satuan kapasitansi adalah Farad (F), Mili Farad (mF), Micro Farad (uF), Nano Farad (nF), dan Piko Farad (pF).






  1. 1 F = 1.000 mF
  2. 1 mF = 1.000 uF
  3. 1 uF = 1.000 pF
Menguji Kapasitor dengan multimeter analog.
Pengujian ini sebenarnya tidak begitu akurat karena untuk keperluan pengujian sebuah Kapasitor yang lebih tepat adalah dengan Capasitance Meter. Dengan alat ukur tersebut akan diketahui bagus tidaknya kapasitor sekaligus nilai kapasitansinya.

Meskipun tidak seakurat Capasitance Meter, multimeter analog dapat digunakan untuk menguji bagus tidaknya sebuah Kapasitor. Berikut adalah langkah-langkah untuk menguji Kapasitor menggunakan multimeter analog:
  1. Siapkan multimeter analog
  2. Atur selector pada bagian Ohm Meter dengan skala yang disesuaikan besar kecilnya kapasitansi yang tertulis pada fisik Kapasitor (X1, X10 untuk Kapasitor kecil sedangkan untuk Kapasitor yng besar gunakan skala  X100 atau X1K)
  3. Hubungkan probe (jarum positif dan negatif multimeter) ke masing-masing kaki Kapasitor. Pemasangan probe dapat bolak-balik.
  4. Perhatikan pergerakan jarum indikator pada multimeter
  5. Jika jarum diam (tidak bergerak), kemungkinan Kapasitor putus,
  6. Jika jarum menunjuk angka 0 (Nol), kemungkinan Kapasitor terhubung singkat (short)
  7. Jika jarum bergerak dan menunjuk nilai tertentu tetapi tidak kembali ke semula, kemungkinan Kapasitor bocor.
  8. Jika jarum bergerak dan menunjuk nilai tertentu kemudian jarum tersebut kembali ke semula, Kapasitor tersebut masih bagus.

Rangkaian Kapasitor Seri
1/C Total = 1/C1 + 1/C2 + ... 1/Cn
Kapasitor Seri

Rangkaian Kapasitor Paralel
C Total = C1 + C2 + ... Cn
Kapasitor Paralel

Contoh Perhitungan Kapasitansi
1. Rangkaian Kapasitor Seri

Kapasitor Seri
Pemecahan
Gunakan rumus kapasitor seri
1/C Total = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3
1/C Total = 1/22 + 1/22 + 1/22
1/C Total = 1/22
C Total = 22/2
C Total = 7,33 uF (Micro Farad)
2. Rangkaian Kapasitor Paralel
Kapasitor Paralel
Pemecahan
Gunakan rumus kapasitor paralel
C Total = C1 + C2 + C3
C Total = 22 + 22 + 22
C Total = 66 uF (Micro Farad)
3. Rangkaian Kapasitor Seri Paralel
Kapasitor Seri Paralel
Pemecahan
Gunakan rumus kapasitor seri dan paralel
C Total = (C1 + C2) // C3
1/CA = 1/C1 + 1/C2 (seri)
1/CA = 1/10 + 1/10
1/CA = 2/10
CA = 10/2
CA = 5 uF (Micro Farad)
C Total = C// C3 (paralel)
C Total = 5 + 10
C Total = 15 uF (Micro Farad)

Keterangan:
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. 1/CA = 1/C1 + 1/C2 (seri)
4. Rangkaian Kapasitor Seri Paralel
Kapasitor Seri Paralel
Pemecahan
Gunakan rumus kapasitor seri dan paralel
C Total = C1 + (C2 // C3)
CA = C2 // C3 (paralel)
CA = 100 + 100
CA = 200 uF (Micro Farad)

1/C Total = 1/C1 + 1/CA (paralel)
1/C Total = 1/47 + 1/200

1/C Total = 200/9400 + 47/9400 (disamakan penyebutnya)
1/C Total = 247/9400
C Total = 9400/247
C Total = 38 uF (Micro Farad)

Keterangan:
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. CA = C2 // C3 (paralel)

Senin, 27 Februari 2012

Mengitung dan mengukur Resistor

Mengitung dan mengukur Resistor

Alat ukur untuk mengetahui besarnya resistansi tahanan (resistor) adalah AVO meter (Ampere, Volt, Ohm meter) atau biasa disebut dengan multimeter. Ada dua tipe multimeter yang dapat digunakan untuk mengukur besaran-besaran lisrtrik dan elektronik yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Jika pengukuran dilakukan dengan multimeter analog, hasil pengukuran dapat dilihat melalui pergerakan jarum meter di atas skala yang sesuai dengan selector yang dipilih. Usahakan jarum positif dan jarum negatif pada multimeter analog jangan sampai terbalik saat pengukuran tegangan DC (Direct Current), disamping itu pemilihan selector dan skala pun harus tepat karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut.

Multimeter digital
, meskipun lebih mahal tetapi relatif lebih aman saat probe terbalik atau saat selector berada pada nilai terendah. Hasil pengukuran pun lebih mudah terlihat karena tampil pada display 7 segment seperti halnya calculator.

Pengukuran Resistor
Cara mengukur resistansi sebuah resistor atau gabungan resistor adalah dengan menempelkan probe positif dan negatif multimeter di setiap ujung sebuah resistor atau gabungan resistor yang tersusun seri, paralel, atau seri paralel. Sebelum pegukuran, pastikan selector berada pada posisi Ohm Meter. Untuk pengukuran resistansi, jarum positif dan negatif multimeter dapat dipasang bolak-balik.

Perhitungan Resistor

Untuk mmengetahui resistansi sebuah resistor tentu sangat mudah, cukup dengan melihat kode warna atau notasi yang tertulis pada fisik resistor. Apabila resistor tersebut sudah dikombinasikan dengan resistor lain dalam sebuah rangakaian seri, paralel, atau seri-paralel harus menggunakan beberapa rumus sebagai dasar perhitungan.

Rangkaian Resistor Seri
R Total = R1 + R2 + ... Rn
Rangkaian Resistor Seri
Rangkaian Resistor Paralel
1/ R Total = 1/R1 + 1/R2 + ... 1/Rn
Rangkaian Resistor Seri


Contoh Perhitungan Resistor


1. Rangkaian Resistor Seri
Resistor Seri
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri
R Total = R1 + R2 + R3
R Total = 15  + 5  + 30
R Total = 50 Ohm
2. Rangkaian Resistor Paralel
Resistor
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor paralel
1/R Total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/R Total = 1/15  + 1/15  + 1/30
1/R Total = 2/30 + 2/30 + 1/30
1/R Total = 5/30
R Total = 30/5
R Total = 6 Ohm
3. Rangkaian Resistor Seri Paralel
Resistor Seri Paralel
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri dan Resistor paralel (gabugan)
R Total = R1 + (R2 // R3) 
1/RA = 1/R2 + 1/R3
1/RA = 1/30 + 1/30
1/RA = 2/30
RA = 30/2
RA = 15 Ohm
R Total = R1 + RA
R Total = 15 + 15
R Total = 30 Ohm

Keterangan
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. RA = R Total dari R2 dan R3
4. Rangkaian Resistor Seri Paralel
Resistor
Pemecahan
Gunakan rumus Resistor seri dan Resistor paralel (gabugan)
R Total = R1 // (R2 // R3) // R4
RA = R2 + R3
RA = 20 + 40
RA = 60 Ohm
1/R Total = 1/R1 + 1/RA + 1/R4

1/R Total = 1/60 + 1/60 + 1/60
1/R Total = 3/60
R Total = 60/3
R Total = 20 Ohm

Keterangan
  1. // = Paralel
  2. + = Seri
  3. RA = R Total dari R2 dan R3

 

Komponen-kompone dasar Elektronika

 Komponen-kompone dasar Elektronika
Berdasarkan cara kerjanya, komponen elektronika diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dapat beroperasi tanpa memerlukan arus dan tegangan listrik, sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus atau tegangan untuk dapat beroperasi. Dari kedua jenis komponen tersebut, berdasarkan fungsinya komponen elektronika dapat dibagi  menjadi tranducer, sensor, dan actuator.

Komponen Pasif:
  1. Resistor (tahanan)
    • Resistor tetap yang memiliki nilai tahanan (resistansi) tetap.
    • Resistor Variable  yang memiliki nilai tahanan bervariasi.
  2. Kapasitor (Condensator)
    • Kapasitor tetap yang memiliki nilai kapasitansi tetap.
    • Kapasitor Variable (Varco) yang memiliki nilai kapasitansi bervariasi.
  3. Inductor (kumparan)
  4. Trafo (Transformator)
  5. Relay
  6. Saklar (switch)
Komponen Aktif:
  1. Dioda
    • Dioda Bridge
    • Photo Dioda
    • Dioda Zener
    • Dioda Pemancar Cahaya (LED)
    • Dioda Scottky
  2. Transistor
    • Transistor Efek Medan
    • Transistor Bipolar
    • Transistor IGBT
    • Transistor Darlington
    • Photo Transistor
  3. IC (Integrated Circuit)
    • IC Analog
    • IC Digital
Sensor:
  1. LDR (Light Dependent Resistance)
  2. Solarcell
  3. NTC (Negative Temperature Coeffisient)
  4. PTC (Positive Temperature Corfficient)
  5. Ultasonic.
  6. Bimetal
Tranducer:
  1. LDR (Light Dependent Resistance) : Resistansi berubah karena pengaruh perubahan intensitas cahaya
  2. Solarcell : Tegangan dihasilkan karena cahaya.
  3. NTC (Negative Temperature Coeffisient) : Resistansi mengecil jika temperature meninggi.
  4. PTC (Positive Temperature Corfficient) : Resistansi membesar jika temperature mengecil.
  5. Microfon (Mic) : Tegangan berubah karena pengarus perubahan suara.
Actuator:
  1. Speaker
  2. LED
  3. Lampu
Setiap komponen elektronika mempunyai sifat dan karakteristik masing-masing sehingga jika disusun dalam suatu sistem yang benar dapat menghasilkan sebuah perangkat elektronik yang bermanfaat. Komponen-komponen tersebut ditulis dengan simbol internasional untuk membantu pemahaman saat menelusuri cara kerja sistem atau pada saat perancangan sebuah rangkaian elektronika melalui skema elektronika dalam bentuk gambar.

Minggu, 26 Februari 2012

Rangkaian Preamp MIC (Penguat MIC) Sederhana








Robot line follower

Robot Line Follower (Robot Pengikut Garis)

Line follower robot adalah robot yang bisa bergerak mengikuti jalur panduan garis.
Garis pandu yang di gunakan dalam hal ini adalah garis putih yang di tempatkan
pada permukaan berwaran gelap, atupun sebaliknya, garis hitam yang ditempatkan
pada permukaan berwarna putih. Prinsip kerja pendeteksian garis pandu dari robot
tersebut adalah tiap-tiap warna permukaan memiliki kemampuan memantulkan
cahaya yang berbeda-beda. Warna putih memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih banyak. Sebaliknya, warna-warna gelap memiliki lebih sedikit
kemampuan memantulkan cahaya. Hal itu yang digunakan untuk mendeteksi garis
pandu tersebut.

Ada beberapa sistem yang penting dalam pembuatan sebuah robot line follower
yaitu Mekanik robot, Elektronik robot dan bahasa pemrograman. Terkait dengan
mekanik robot adalah bagaimana memilih material pembangun fisik robot.
Sedangkan untuk elektronik robot yaitu sebuah robot robot yang meliputi adanya
rangkaian pengendali utama (main controller), rangkaian sensor, dan rangkaian
driver. Dan sistem yang penting dalam pembuatan robot line follower yaitu bahasa
pemrogram (software). Merupakan bagian yang digunakan untuk memprogram
(mengisi) IC microkontroler. Sofware programmable yang sering di gunakan adalah
Bahasa Assembly, C/C, Bascom (bahasa compailler).

Ada dua macam robot line follower yaitu line follower biasa tanpa menggunakan
program dan line follower dengan program microkontroler. Pada dasarnya cara
kerjanya sama yaitu membedakan antara permukaan hitam dan putih. hanya saja
yang menggunakan program microkontroler lebih komplek dan lebih sempurna jika
di banding line follower yang tanpa menggunakan program. Dari segi biaya sangat
jelas bahwa line follower menggunakan program microkontroller lebih mahal dalam
pembuatannya.

Komponen-komponen yang perlu di siapka untuk membangun sebuah line follower
adalah sebagai berikut:
  • Bodi Robot
    Untuk membangun bodi robot kita bisa menggunakan akrilik, yang bentuknya
    seperti kaca. Untuk pembutan yang paling sederhana kita bisa menggunakan CD,
    sedikit modifikasi akan menghasilkan bodi yang lumayan baik.
  • Akuator robot.
    Akuator robot di sini kita menggunakan motor DC maknet permanen. Motor dc
    tersebut dapat kita peroleh dari mainan anak-anak, atau dari motor dc dari mainan
    tamia. Untuk penyetabilan gerak diperlukan sebuah gearbox.
  • Roda
    Kita membutuhkan 3 roda yaitu 2 roda belakang dan satu roda depan. Untuk roda
    bagian belakang kita hubungkan dengan motor dc. Untuk roda depan agar dapat
    bergerak bebas pada saat melakukan belok, hanya menggunakan satu roda. Roda
    yang di gunakan castrol / idle wheel. Untuh bahan yang paling sederhana kita bisa
    menggunakan kemasan BB rexona.
Rangkaian elektroniknya MENYUSUL..